bagaimana-keputusan-hak-asuh-anak-dalam-islam-?

Bagaimana Keputusan Hak Asuh Anak Dalam Islam?

Jika pasangan suami istri berpisah maka mereka memiliki anak yang belum di usia 12 tahun baik perempuan ataupun laki – laki, maka siapa yang paling berhak mengasuh anaknya? Pertanyaan ini semakin banyak dicari melihat angka perceraian yang meningkat. Namun keputusan hak asuh anak dalam islam sebenarnya sudah dijelaskan dengan rinci. 

Pada dasarnya ada lima hak penting bagi anak yang harus dipenuhi orang tua diantaranya, yakni hak nasab, hak persusuan, hak pengasuhan, hak nafkah dan hak perwalian. Nah, untuk hak pengasuhan paling relevan memang harus dibahas dengan detail dalam hak asuh anak dalam perceraian. Pada pengasuhan anak sendiri sangat menentukan bagaimana pertumbuhan anak, pendidikan anak dan masa depan anak. 

Tujuan Hak Pengasuhan Anak

Pengasuhan secara bahasa adalah meletakkan sesuatu dekat tilang rusuk atau pengakuan, karena ibu pada saat menyusui meletakkan anaknya di pangkuan seakan ibu melindungi anaknya. Kemudian, secara bahasa juga dijelaskan jika pengasuhan sendiri dijadikan istilah sebagai mendidik dan memelihara anak sejak lahir hingga mereka bisa mengurus dirinya sendiri. 

Tujuan dari hak pengasuhan ini adalah untuk mengatur tanggung jawab yang mana berhubungan dengan perawatan dan pendidikan anak setelah orang tua berpisah, berselisih dan mengalami kesulitan ekonomi. Sehingga pada saat hak pengasuhan anak diabaikan karena perceraian maka sudah terjadi kezaliman besar yang dilakukan oleh orang tuanya. Dengan kata lain, pengasuhan anak sebenarnya tidak terpengaruh pada kondisi orang tua yang bercerai, berseteru ataupun berselisih. 

Yang Berhak Mendapatkan Hak Asuh Anak Dalam Islam

Hak asuh anak dalam islam yang terjadi karena perceraian dijelaskan jika pasangan suami istri berpisah dan mereka memiliki anak yang berusia di bawah 12 tahun baik anak laki – laki ataupun perempuan, maka akan lebih baik jika ibunya yang memiliki hak asuh anak daripada ayah. Alasannya karena ibu akan lebih sayang dan sabar dalam mengurus dan mendidik anaknya. Ibu juga akan jauh lebih lembut, sensitif dan lebih mampu dalam memenuhi kebutuhan kasih sayang anak di usia tersebut.

Namun, jika si anak tidak memiliki ibu maka hak setelahnya akan jatuh kepada nenek dari ibu, nenek dari ayah, dan ibu dari nenek pihak ibu atau ayah, saudara seayah seibu, saudara perempuan seayah, saudara perempuan seibu, bibi dari ibu, bibi dari ayah dan keponakan dari saudara ayah, keponakan dari saudara perempuan. 

Baca juga: Pahami Syarat dan Prosedur Pengurusan Surat Hak Asuh Anak

Aturan Hak Asuh Menurut Kompilasi Hukum Islam atau KHI

Hak asuh anak dalam islam menurut KHI tak jauh beda dari literatur hukum islam atau fiqih. Dimana dalam hal perceraian ada disebutkan beberapa Hak asuk anak diantaranya:

  • Hak asuh anak usia di bawah 12 tahun adalah hak ibunya
  • Hak asuh anak yang sudah di atas 12 tahun diserahkan pada anak untuk memilih tinggal bersama ayah atau ibunya
  • Biaya untuk pengasuhan ditanggung oleh ayah

Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




begini-penjelasan-dan-contoh-gugatan-hak-asuh-anak

Begini Penjelasan dan Contoh Gugatan Hak Asuh Anak

Ketika terjadi perceraian antara orang tua, maka contoh gugatan hak asuh anak sangat dibutuhkan. Pasalnya tertera pada Pasal perceraian BAB 14 yang menjelaskan tentang pemeliharaan anak, pada dasarnya anak yang tidak bisa berdiri sendiri atau masih belum dewasa sebelum usia 21 tahun maka orang tua yang akan mewakili mengenai semua perbuatan hukum anak baik di dalam maupun di luar pengadilan. 

Perselisihan mengenai hak asuh anak dalam perceraian memang sering kali menjadi permasalahan dari kedua pihak yang mengalaminya. Pasalnya ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki hak asuh anak selain orang tua yang bercerai, selain ibu dan ayahnya, ada juga kerabat dekat mulai dari nenek, paman, bibi hingga kerabat lainnya. 

Jika terjadi perselisihan antara kedua orang tua, maka pihak pengadilan yang nantinya akan berwenang dalam menangani perselisihan hak asuh anak untuk surat gugatan hak asuh anak bisa diajukan ke Pengadilan Agama. 

Pengasuhan Anak Jatuh Kepada Siapa?

Pada dasarnya hak asuh anak pada kondisi perceraian maka hak asuh akan berada di ibu kandung. Terutama jika anak masih di bawah usia 12 tahun. Jika anak sudah berusia lebih dari 12 tahun maka mereka berhak untuk memilih ikut siapa atau diasuh oleh siapa. Namun secara hukum tetap saja hak asuh anak harus tetap memiliki putusan dari Pengadilan Agama. 

Untuk pengajuan dari contoh gugatan hak asuh anak, orang tua yang bercerai baik ayah atau ibu bisa mengajukannya ke wilayah Pengadilan Agama dimana anak tersebut tinggal atau ibu dan ayah yang melakukan perceraian. Namun sebelumnya tentu saja harus dipersiapkan beberapa hal melalui beberapa kali persidangan. 

Untuk proses pengajuan dari gugatan hak asuh anak sendiri memang sangat menguras waktu, tenaga dan materi karena yang mengalami kondisi ini adalah orang tua. Pada kondisi ini orang tua akan menjadi Penggugat dan Tergugat sehingga harus hadir dalam setiap persidangan, dengan jumlah persidangan bisa mencapai 9 – 12 kali. Terkecuali, jika yang bersangkutan menggunakan jasa pengacara, maka pengacara ini yang nantinya akan mewakili kepentingan orang tua dalam proses gugatan hak asuh anak. 

Baca juga: Beberapa Penjelasan Hak Asuh Anak Di Bawah Umur Yang Wajib Anda Ketahui

Format Contoh Gugatan Hak Asuh Anak

Format dari contoh gugatan hak asuh anak terdiri dari beberapa poin penting diantaranya adalah:

  • Tempat dan Tanggal 
  • Tujuan Surat Gugatan Kepada Ketua Pengadilan Agama
  • Perihal 
  • Pembuka 
  • Identitas Penggugat
  • Identitas Tergugat
  • Alasan melakukan gugatan, dalam hal ini biasanya berisikan dengan beberapa alasan yang diajukan untuk Gugatan Hak Asuh Anak
  • Kesimpulan Penggugat
  • Primer Penggugat
  • Subsider Penggugat
  • Penutup 

Melihat Contoh Gugatan Hak Asuh Anak ini, maka sebenarnya tidak begitu sulit. Namun beberapa orang tua masih mengalami kesulitan untuk menyampaikannya. Itulah mengapa jika menggunakan jasa pengacara, maka mereka yang nantinya akan membuat surat gugatan resmi ini untuk diajukan ke Pengadilan Agama. 


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




contoh surat perjanjian hak asuh anak

Contoh Surat Perjanjian Hak Asuh Anak Untuk Anda Yang Membutuhkannya

Perpisahan merupakan sebuah proses yang tidak ingin dilalui oleh setiap orang. Namun siapa sangka jika takdir berkata lain, semua orang tidak bisa menyangkalnya. Saat terjadi perceraian, pastikan Anda menyiapkan segala keperluan sebagai kesepakatan. Hak asuh umumnya diputuskan saat sidang perceraian, sehingga Anda harus menunggu putusan dari pengadilan. Berikut penjelasan lengkap mengenai contoh surat perjanjian hak asuh anak:

1. Diputuskan secara resmi

Untuk membuat surat ini tidaklah mudah, karena banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari surat resmi yang dikeluarkan oleh pengadilan hingga terdapat tanda tangan yang tidak boleh dipalsukan. Hal ini menjadi bukti terkait hak asuh sehingga secara tetap dan tidak bisa digugat. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak di bawah usia 17tahun, hak asuh yang didapatkan akan jatuh ke tangan ibunya. 

Namun jika berada di atas usia 17 tahun mereka bisa memilih untuk ikut siapa. Hal itu dikarenakan mereka telah remaja dan tahu mana yang baik serta yang buruk bagi dirinya. Dalam hal ini orang tua diharapkan berlaku bijak dan menerima apapun keputusan dari pengadilan. Hak asuh anak dalam perceraian bukanlah hal yang mudah bagi salah satu pihak . Namun kedua belah pihak masih bisa mencurahkan kasih sayang kepada anak seperti biasa.

2. Ada pihak pertama dan pihak kedua

contoh surat perjanjian hak asuh anak yakni terdapat pihak pertama dan pihak kedua. Pihak pertama sebagai pihak yang akan bertempat tinggal secara bersama dengan anak atau sepenuhnya. Sedangkan pihak kedua juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Sehingga kesepakatan harus dibuat secara adil agar tidak terjadi gugatan atau sengketa lagi. Apalagi sangat membahayakan bagi kondisi psikis anak. 

Agar anak mendapatkan afeksi dari kedua orang tuanya, Anda bisa membagi waktu pengasuhan secara bersama. Hal itu bertujuan agar anak tidak kehilangan sosok kedua orang tuanya. Surat ini juga ditandatangani oleh para saksi, jadi tidak sembarangan begitu saja. Mengingat dapat mengantisipasi adanya kecurangan atau risiko lainnya, saat surat dibuat tanpa adanya saksi.  Melalui tandatangan ketiga pihak surat ini resmi dikeluarkan.

3. Ada hasil kesepakatan

Surat perjanjian hak asuh memiliki kesepakatan yang dihasilkan dari dua belah pihak serta diputuskan oleh pengadilan, seperti:

  1. Hak asuh sementara akan dikuasakan pada salah satu pihak
  2. Jika salah satu pihak ingin menjenguk atau mengajak anak diperbolehkan dan tidak melarang.
  3. Saat anak sakit atau membutuhkan apapun, Pihak Ibu dan Ayah bersedia merawat atau mengobat secara bersama. Begitu juga saat salah satu pihak terdapat acara atau kesibukan, maka anak bisa dititipkan pada salah satu pihak.

Demikian penjelasan mengenai contoh surat perjanjian hak asuh anak yang bisa digunakan sebegai referensi saat akan dibuat atau digunakan. Semoga bisa bermanfaat.

Baca juga:


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




gugatan-perceraian-dan-mendapatkan-hak-asuh-anak-dalam-perceraian-kristen

Gugatan Perceraian dan Mendapatkan Hak Asuh Anak Dalam Perceraian Kristen

Dalam ajaran Kristen sendiri tidak memperbolehkan terjadinya perceraian, namun dalam kehidupan berumah tangga ada saja alasan beragam yang membuat beberapa pasangan harus mengakhirinya dengan perceraian, tidak sedikit pasangan yang bercerai telah memiliki anak dan mereka berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak dalam perceraian kristen. 

Cara Mengajukan Gugatan Ke Pengadilan

Tidak ada yang menginginkan pernikahannya berakhir dengan perceraian, terlebih bagi yang sudah memiliki buah hati harus memikirkan baik-baik imbas yang akan dirasakan anak, bagi siapa saja yang mungkin harus memilih jalan perceraian sebaiknya membicarakan terlebih dahulu permasalahan hak asuh anak setelah perceraian, orang tua perlu menurunkan ego masing-masing ketika menyangkut seputar hak asuh.

Proses pengajuan perceraian bagi penganut ajaran kristen dapat diajukan ke Pengadilan Negeri, langkah pertama bagi Anda yang ingin mengajukan perceraian adalah mencari informasi perihal syarat dokumen yang harus dipenuhi, tidak hanya dokumen saja tapi Anda juga perlu mencari tahu seberapa lama proses pengurusan ke pengadilan negeri.

Setelah menemukan informasi tersebut saatnya Anda melengkapi dokumen hak asuh anak dalam perceraian, sebenarnya dokumen yang dibutuhkan sama seperti dokumen saat Anda menikah, sebelum proses persidangan Anda perlu menyiapkan saksi, biasanya saksi merupakan orang terdekat dan mengetahui permasalahan yang dialami, apalagi saksi memiliki peranan penting bagi Majelis Hakim dalam memberikan keputusan.

Jika sudah merasa siap saatnya untuk mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri, sertakan juga surat gugatan cerai dengan dokumen lainnya atau bisa melalui e-court, dalam proses perceraian Anda perlu menyiapkan dana yang cukup, karena terdapat biaya selama proses pendaftaran hingga panggilan nantinya, untuk mendapatkan surat panggilan Anda harus membayar biaya panjar perkara terlebih dahulu.

Mendapatkan Hak Asuh Anak

Masalah tidak lantas berhenti setelah proses perceraian, sebagai orang tua Anda perlu berusaha mendapatkan hak asuh anak dalam perceraian kristen, cobalah untuk mengutamakan kepentingan anak dibandingkan urusan Anda lainnya, jangan sampai Anda meminta anak untuk memilih ingin ikut bersama ayah atau ibu, karena anak membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Dalam mengajukan gugatan hak asuh anak Anda perlu mengumpulkan saksi dan dokumen yang terkait, saksi dan dokumen tersebut cukup menjadi kunci agar Anda mendapatkan hak asuh anak, selain itu Anda juga perlu mengenali kekuatan dan kelemahan sebagai orang tua, setiap manusia mempunyai kekuatan serta kelemahan masing-masing namun hal tersebut seharusnya tidak menyurutkan semangat mendapatkan hak asuh.

Seperti yang ditetapkan dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa orang tua wajib memelihara dan mendidik anaknya, bagaimanapun permasalahan yang dihadapi dengan pasangan hak asuh anak dalam perceraian kristen sebaiknya dipikul bersama demi kebahagiaan anak.

Menyewa pengacara hak asuh anak perlu dilakukan ketika Anda memiliki anak yang masih dibawah umur dan sedang memperjuangkan hak asuhnya. Anda perlu tahu mengenai biaya dan mekanismenya, melalui laman ini.

Baca juga:


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




hak-asuh-anak-jika-istri-menggugat-cerai

Siapa Yang Akan Mendapatkan Hak Asuh Anak Jika Istri Menggugat Cerai?

Dalam sebuah pernikahan tidak jarang timbul permasalahan-permasalahan yang bagi sebagian orang sulit diselesaikan, hingga pada akhirnya permasalahan tersebut berujung ke perceraian, permasalahan pertama yang masih sering terjadi setelah perceraian adalah mengenai hak asuh anak jika istri menggugat cerai, bahkan tidak jarang dari permasalahan tersebut tidak kunjung berakhir.

Hak Asuh Anak

Saat memutuskan untuk bercerai pasangan suami istri dihadapkan pada beberapa permasalahan dan salah satunya adalah hak asuh anak, setelah bercerai anak masih harus mendapatkan pemenuhan kebutuhan baik dari segi kasih sayang maupun finansial, meski orang tuanya telah berpisah tapi orang tua berkewajiban mengasuh, merawat, melindungi serta mendidik anaknya.

Bagaimana bisa muncul permasalahan tentang hak asuh anak dalam perceraian? Orang tua tentunya ingin mempunyai hak untuk bisa merawat dan membesarkan buah hatinya, perceraian tidak bisa membuat kewajiban orang tua hilang begitu saja, karena konflik pengasuhan antara mantan suami dan istri yang tidak kunjung selesai kedua belah pihak dapat mengajukannya ke pengadilan, begitupun jika tidak terjadi konflik permasalahan hak asuh maka tidak perlu membawa permasalahan tersebut ke pengadilan.

Jika masih mengalami perseteruan dan harus melalui proses pengadilan maka pengadilan juga memiliki hak dalam penentuan hak asuh, pihak pengadilan dapat memberikan hak pada ayah atau ibu dengan beberapa ketentuan, lantas siapakah yang akan mendapatkan hak asuh untuk anaknya?

Hak Asuh Pada Ibu

Hakim Pengadilan di Indonesia sendiri umumnya akan memberikan hak asuh anak jika istri menggugat cerai kepada ibunya, hal tersebut bisa terjadi karena adanya alasan paling relevan yaitu ibu telah melahirkan anak tersebut sehingga memiliki naluri yang kuat, anak berumur di bawah usia 12 tahun akan diasuh oleh ibunya selama ibunya belum meninggal dan tidak terlibat tindak kejahatan.

Seperti yang tercantum pada Putusan MA RI No.126 K/Pdt/2001 dimana anak yang masih di bawah umur pemeliharaan diserahkan ke ibu, tidak hanya tercantum pada putusan tersebut saja tapi juga tercantum pada Putusan MA Nomor: 102 K/Sip/1973 tanggal 24 April 1975, dalam putusan tersebut menerangkan bahwa ibu kandung mempunyai prioritas khusus karena menimbang kepentingan anak.

Hak Asuh Pada Ayah

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan ayah bisa mendapatkan perjanjian hak asuh anak, mungkin masih jarang terdengar hak asuh anak jatuh pada ayah, salah satu alasan mengapa ayah bisa mendapatkan hak asuh karena ibu telah meninggal dunia, selain itu terdapat alasan lainnya seperti lingkungan ibu yang kurang baik; terlibat kasus pelanggaran hukum; tidak bertanggung jawab, ayah berhak memberikan bukti kuat bahwa ibu dirasa tidak mampu memperoleh hak asuh.

Seperti itulah penjelasan mengenai hak asuh anak jika istri menggugat cerai, agar tumbuh kembang anak terjamin dibutuhkan kerja sama dari kedua belah pihak yaitu ayah dan ibunya.

Baca juga: Gugatan Perceraian dan Mendapatkan Hak Asuh Dalam Perceraian Kristen


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




pembagian-hak-asuh-anak-di-bawah-5-tahun-setelah-orang-tua-berpisah

Pembagian Hak Asuh Anak Di Bawah 5 Tahun Setelah Orang Tua Berpisah

Setelah suami istri resmi mengakhiri hubungan dengan cara berpisah, lantas bagaimana cara menentukan pembagian hak asuh anak mereka? apakah hak asuh anak di bawah 5 tahun akan jatuh kepada sang ibu? Atau malah sepenuhnya kepada sang ayah? 

Baiklah, pada kesempatan kali ini kami akan mengulas sedikit tentang hak asuh anak di bawah 5 tahun. 

Jika seorang suami istri memutuskan untuk saling berpisah, maka  banyak sekali yang sangat perlu dipertimbangkan, salah satunya adalah pembagian hak asuh anak. Ini merupakan sesuatu yang sangat krusial dan harus benar-benar dipikirkan. Perpisahan bukanlah alasan bagi orang tua untuk mengabaikan kasih sayang dan pemenuhan hak anak yang sudah seharusnya didapatkan dari orang tua. 

Hak asuh anak dalam perceraian sebenarnya bisa diselesaikan berdasarkan dengan kesepakatan keluarga.  Namun, bila terjadi hal yang tidak diinginkan seperti perselisihan hak asuh anak, makan pengadilanlah yang akan membantu dalam memberi keputusan.  Pengadilan juga akan membantu untuk menentukan siapa yang akan bertanggung jawab terhadap seluruh biaya baik pendidikan maupun kehidupan anak. 

Hak Asuh Anak Sesuai Peraturan Perundangan

Di Indonesia, hak asuh anak akan lebih cenderung untuk diberikan kepada sang Ibu,  terutama bagi anak yang masih berada di bawah umur. Hal ini pun sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 105 yang intinya:

  • Anak yang belum berusia 12 tahun hak asuhnya ada pada sang ibu. 
  • Anak yang sudah berusia di atas 12 tahun bisa langsung memilih antara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak asuh. 
  • Biaya perawatan anak akan ditanggung oleh sang ayah.

Selain itu, dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan atas hak asuh anak adalah berdasarkan putusan pengadilan terdahulu, yaitu:

  • Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 102 K/Sip/1973, 24 april 1975

Dalam putusan ini dikatakan untuk hak asuh anak di bawah umur akan diutamakan jatuh pada ibu kandungnya. 

  • Putusan Mahkamah Agung RI No.126 K/Pdt/2001, 28 agustus 2003 

Pada putusan ini menyatakan jika terjadi perpisahan antara suami istri, maka pengasuhan anak di bawah umur akan diserahkan pada orang terdekatnya yaitu ibu.

  • Putusan Mahkamah Agung RI No.239 K/Sip/1968

Di sini dinyatakan untuk anak yang masih kecil maka hak asuhnya harus diserahkan kepada ibunya.  

Namun meski demikian itu, tidak menutup kemungkinan juga jika hak asuh anak di bawah 5 tahun akan jatuh kepada sang ayah. 

Dasar hukum dari diberikannya hak asuh anak di bawah umur kepada sang ayah adalah Putusan Mahkamah Agung RI No.102 K/Sip/1973. Keputusan tersebut diantaranya menyatakan bahwa perwalian anak di bawah umur akan jatuh kepada sang ibu kecuali jika ibunya terbukti tidak layak dalam menjaga anak. 

Baca juga:

Alasan Hak Asuh Ibu Atas Anak Bisa Hilang

Ibu Memiliki Perilaku yang Buruk

Jika saat persidangan berlangsung terbukti jika sang ibu memiliki perilaku yang kurang baik, maka hak asuh terhadap sang anak bisa jatuh kepada ayahnya. Perilaku buruk tersebut misalnya ibu sering berbuat kasar pada anak, sering memukul dan meneriaki anak, bertingkah laku tidak sesuai dengan norma dan lain sebagainya. 

Ibu Masuk ke Dalam Penjara

Jika ibu melakukan pelanggaran hukum dan harus dipenjara, maka hak asuh anak di bawah 5 tahun akan jatuh kepada sang ayah. Pemberian hak asuh yang demikian ini didasarkan pada situasi dan keadaan dimana sang ibu harus menjalankan hukuman di dalam penjara dan sudah pasti tidak bisa merawat anaknya.

Ibu Tidak Bisa Melindungi Keselamatan Jasmani dan Rohani Anak

Alasan lain yang menghawatirkan seperti ibu yang mengalami depresi dan berpengaruh pada mentalnya sehingga membuat sang ibu tidak bisa melindungi keselamatan sang anak bisa juga membuat hak asuh atas anak di bawah umur tersebut jatuh kepada sang ayah.  

Demikianlah beberapa penjelasan singkat tentang hak asuh anak di bawah 5 tahun. Secara umum, hak asuh tersebut akan jatuh kepada sang ibu, tapi karena keadaan dan situasi tertentu maka bisa jadi akan jatuh kepada sang ayah. 


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




penting-diketahui-ini-dia-syarat-dan-prosedur-pengajuan-surat-pernyataan-hak-asuh-anak

Penting Diketahui, Ini Dia Syarat Dan Prosedur Pengajuan Surat Pernyataan Hak Asuh Anak

Membuat surat pernyataan hak asuh anak bukanlah sebuah perkara mudah. Surat ini termasuk ke dalam sebuah surat resmi sehingga keberadaannya harus dibubuhi dengan tanda tangan yang sah. Surat hak asuh anak ini bisa digunakan sebagai sebuah bukti yang kuat mengenai hak asuh pada seorang anak sehingga tidak akan bisa digugat pada kemudian hari. 

Surat pernyataan hak asuh akan dikeluarkan oleh instansi pemerintah, lembaga pemerintahan, organisasi yang diakui pemerintah maupun perorangan dengan beberapa syarat  tertentu. 

Hak asuh anak merupakan sebuah hak yang didapatkan oleh pihak tertentu baik ibu maupun ayah untuk mengasuh, merawat, dan mendidik anak tersebut hingga dewasa dan mampu berdiri sendiri. Pihak yang mendapat hak asuh anak ini akan tinggal bersama dengan anak dan memiliki tanggung jawab untuk merawat dan membimbingnya.

Dalam sebuah perpisahan antara suami dan istri, perebutan hak asuh anak dalam perceraian akan menjadi hal yang sering menjadikan perselisihan sengit. Maka dari itu haruslah ada surat pernyataan hak asuh anak ini sebagai bukti bahwa sang anak telah diberikan hak asuhnya  kepada pihak yang bersangkutan. 

Dengan demikian kedua belah pihak akan dapat saling menghormati dan menghargai dan menjalankan hak atas kasih sayang serta tanggung jawab terhadap anaknya dengan sebaik mungkin. 

Syarat dan Prosedur Pengajuan Hak Asuh Anak 

Keputusan terkait hak asuh anak kepada salah satu orang tua dilakukan melalui sebuah keputusan yang dibuat oleh pengadilan. Untuk yang beragama Islam, prosesnya dilakukan di Pengadilan Agama. Sementara, untuk Anda yang beragama non Islam, pengurusannya bisa dilakukan di Pengadilan Negeri. 

Untuk proses pengajuan hak asuh anak baik di Pengadilan Agama maupun Pengadilan Negeri, Anda harus melengkapi berkas-berkas yang diperlukan. Untuk syarat yang harus dilengkapi tersebut adalah sebagai berikut: 

  • Surat pengajuan permohonan hak asuh anak ke pengadilan
  • Fotocopy kutipan akta cerai
  • Fotocopy akta kelahiran anak
  • Membayar biaya perkara

Setelah melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan, Anda masih harus mengikuti beberapa prosedur pengajuan hak asuh anak yang berlaku di pengadilan. 

  • Melakukan pembuatan surat gugatan tertulis ke pengadilan
  • Pengajuan gugatan hak asuh anak yang ditujukan kepada pengadilan yang ada di wilayah kediaman tergugat. 
  • Pemberian nomor registrasi oleh panitera setelah melakukan pembayaran untuk biaya perkara 
  • Penentuan majelis hakim oleh panitera
  • Pemanggilan kedua belah pihak baik penggugat maupun tergugat untuk menghadiri sidang

Selanjutnya, Anda harus melalui beberapa tahapan persidangan 

  • Mediasi dilakukan oleh hakim kepada kedua pihak pada sidang pertama
  • Pembacaan surat gugatan atau surat permohonan hak asuh anak oleh penggugat
  • Jawaban dari surat permohonan yang dilakukan oleh tergugat
  • Tahapan replik dan duplik dari pihak penggugat dan tergugat 
  • Pembuktian oleh pihak penggugat dan tergugat 
  • Kesimpulan dari masing-masing pihak
  • Musyawarah Majelis Hakim 
  • Pembacaan putusan sidang oleh Majelis Hakim 

Demikianlah sedikit tentang surat pernyataan hak asuh anak, mengingat betapa pentingnya surat ini dalam mendapatkan hak untuk sepenuhnya mengasuh anak dengan penuh kasih sayang tanpa rasa takut dan khawatir. 

Baca juga:


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




bagaimana-penentuan-hak-asuh-anak-dalam-perceraian-?-simak-disini

Bagaimana Penentuan Hak Asuh Anak dalam Perceraian? Simak Disini

Perceraian merupakan salah satu hal yang cukup menyakitkan karena memisahkan dua insan yang dahulunya saling mencintai. Tak hanya masalah itu saja, masalah hak asuh anak dalam perceraian juga sering membuat prosesnya menjadi tidak karuan. Beberapa pasangan yang bercerai saling mengajukan surat pernyataan hak asuh anak karena ingin merawatnya.

Namun, yang namanya kita hidup beragama dan berada di negara hukum, kita semuanya harus ikut aturan. Hak asuh anak bisa jatuh kepada ibu atau ayah karena berbagai faktor. Kali ini kita akan membahasnya secara tuntas, yaitu:

Hak Asuh Anak Jatuh Kepada Ibu

Pertama, kita bahas dahulu mengenai hak asuh anak yang jatuh kepada ibu. Sebenarnya jika menurut aturan hak asuh anak dalam perceraian Kristen itu tidak ada yang lebih berhak merawat anak. Namun, jika di negara kita yang mayoritas Islam menggunakan sistem tersebut di mana anak sebaiknya diutamakan bersama orang terdekat yaitu ibu.

Namun, jika berdasarkan hukum Indonesia, ada beberapa ha yang menyebabkan anak itu diasuh oleh ibundanya yaitu karena:

1. Anak Berusia di Bawah 5 Tahun

Anak yang berusia di bawah 5 tahun baik itu laki-laki atau pun perempuan masih memerlukan kasih sayang ibunya. Apalagi jika usianya masih di bawah 2 tahun di mana masih memerlukan ASI untuk gizinya. Oleh karena itu, ibu merupakan yang paling berhak mengasuh anaknya.

Namun perlu disadari bahwa walaupun hak asuh anak di bawah 5 tahun itu untuk sang ibu, ayah seharusnya juga boleh bertemu. Ayah juga berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada anaknya sehingga hubungan antara ayah dan anak tidak putus. 

2. Anak Usia di Bawah 12 Tahun, Khususnya Anak Perempuan

Selain anak yang usianya di bawah 5 tahun, seorang anak yang usianya di bawah 12 tahun juga sebaiknya dirawat oleh ibunya. Anak usia di bawah 12 tahun masih belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu mereka juga masih belum bisa memilih, kebanyakan dari mereka masih ingin bersama dengan ayah dan ibunya.

Anak usia 12 tahun ke bawah khususnya anak perempuan sebaiknya memang bersama ibu. Salah satu penyebabnya adalah anak tersebut kemungkinan akan mengalami pubertas sehingga ibu lebih mengerti keadaan tersebut.

3. Anak Usia di Bawah 12 Tahun dengan Kasus Ayah Selingkuh

Selain itu, anak yang usianya di bawah 12 tahun dengan kasus ayah yang selingkuh maka hak asuhnya diberikan kepada ibu. Ayah yang berselingkuh dianggap telah gagal menjadi seorang ayah yang baik dan tidak mengajarkan hal yang baik untuk anak. Oleh karena itu, ibu lebih berhak mengasuh anak dibanding ayahnya.

Oleh karena itu, peraturan ini juga berlaku pada ibu yang menggugat cerai karena suaminya selingkuh. Jika bukti-bukti menunjukkan kebenaran ayah suami selingkuh maka hak asuh anak jika istri menggugat cerai tetap pada ibu.

Hak Asuh Anak Jatuh Kepada Ayah

Walaupun di hukum hak asuh anak dalam Islam mengatakan sebaiknya anak dirawat oleh ibunya, namun dalam keadaan tertentu ibu juga tidak mendapatkan hak. Oleh karena itu, hak asuh anak bisa langsung turun ke ayahnya. Penyebab mengapa hak asuh tersebut menjadi milik seorang ayah karena:

1. Anak Usia di Bawah 5 Tahun tetapi Ibu Tidak Berkelakuan Baik

Walau anak usia di bawah 5 tahun itu masih membutuhkan ibunya tetapi jika ibunya tak berkelakuan baik maka hak asuh otomatis turun ke ayahnya. Tidak berkelakuan baik misalnya selingkuh, minum-minuman keras, sering melakukan kekerasan, dan lain sebagainya.

Jika hak asuh anak tetap diberikan kepada sang ibu dikhawatirkan bisa membahayakan fisik dan psikis anak. Oleh karena itu, ayah menjadi tempat yang tepat untuk mengasuh anak usia kurang dari 5 tahun tersebut.

2. Anak Usia di Bawah 5 Tahun tetapi Ibu Dipenjara

Ayah juga bisa mendapatkan hak asuh anak apabila ibu sedang dipenjara. Jika ibu berada di penjara dan ayahnya masih hidup kemudian memutuskan cerai maka anak harus diasuh oleh sang ayah. Ibu harus menyelesaikan hukuman yang telah menjeratnya tersebut.

Ya, anak di bawah umur sebaiknya tidak diajak atau diasuh di penjara karena itu bukan lingkungan mereka. Anak merupakan manusia yang berhak bebas untuk bermain dan menghabiskan masa kecil dengan kebahagiaan, bukan malah ikut dipenjara dengan ibunya.

3. Anak Usia di Bawah 5 Tahun tetapi Ibu Tidak Bisa Merawat Anak dengan Baik

Anak usia 5 tahun ke bawah juga bisa diasuh oleh sang ayah jika kondisi ibu tidak bisa merawat anak dengan baik. Misalnya adalah ibu mengalami sakit keras sehingga tidak bisa memberikan kebutuhan sang anak.

Bisa juga karena ibu memiliki kesibukan yang tinggi sehingga tidak bisa mengurus anak. Ibu pergi ke luar negeri sehingga tak bisa merawat anak, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Intinya anak harus memiliki orang tua yang bisa memenuhi kebutuhan psikis dan fisiknya.

4. Anak Usia di Bawah 12 Tahun tetapi Ibu Terbukti Selingkuh

Anak di bawah 12 tahun juga bisa diasuh oleh sang ayah jika si ibu telah terbukti selingkuh. Jika suami memiliki bukti-bukti yang kuat mengenai perselingkuhan sang istri maka suami lah yang akan merawat anaknya.

Sama seperti yang di atas, istri yang selingkuh juga gagal menjaga keluarganya tetap utuh. Hal ini bisa memberikan dampak negatif untuk anak jika si istri ibu merawat sang anak,

Hak Asuh Anak Ditentukan oleh Anak Sendiri

Jika tadi kita hanya membahas mengenai hak asuh anak di bawah umur maka selanjutnya adalah yang sudah lebih dari 12 tahun. Anak yang ayah dan ibunya cerai memiliki hak untuk memilih apakah ingin tinggal dengan ayah atau dengan ibunya.

Mereka sudah cukup dewasa untuk memilih siapa yang paling tepat untuk merawatnya. Apalagi jika kedua orang tuanya sama-sama mengajukan gugatan surat hak asuh anak. Namun ternyata ada juga orang tua yang tidak mengajukannya. Bukan karena kurangnya contoh gugatan hak asuh anak melainkan karena ingin merawat anak bersama-sama.

Walaupun tetap ingin membesarkan anak bersama, hakim tentu akan memberikan solusi untuk memberikan hak asuh anak kepada salah satu yang paling layak. Setelah itu juga harus dibuat surat perjanjian, untuk membuatnya sudah ada banyak contoh surat perjanjian hak asuh anak. 

Itu dia beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai hak asuh anak dalam perceraian yang kini marak terjadi. Perceraian memang akan memisahkan keluarga, namun ayah dan ibu harus tetap memiliki tanggung jawab terhadap anaknya. Jangan sampai perceraian membuat anak tersiksa. Tetaplah ingat bahwa mungkin ada mantan suami, ada mantan istri, tetapi tidak ada mantan anak.

Layanan Justika Untuk Masalah Gugatan Cerai

Justika menyediakan layanan yang bisa membantu Anda dalam mengurus segala kebutuhan yang berkaitan dengan perceraian, dengan mengikuti beberapa langkah berikut:

  1. Buka layanan Pembuatan Surat Gugatan Cerai Justika
  2. Klik tombol “Pesan Dokumen”
  3. Anda akan diarahkan menuju Whatsapp dan Admin kami akan membantu anda untuk proses selanjutnya
  4. Setelah proses administrasi selesai, Mitra Advokat Justika akan mulai membantu proses pembuatan surat gugatan cerai Anda

Alur Pelayanan Dokumen Perceraian di Justika

  • Hari ke-1
    Konsultasi via Telepon dengan Konsultan hukum untuk menyampaikan kebutuhan anda.
  • Hari ke-3
    Dokumen draft pertama.
  • Hari ke-4
    Masa pembahasan draf dokumen.
  • Hari ke-5
    Dokumen draf final.

Ruang Lingkup yang Dicakup di Justika

  1. 3x maksimal pembuatan surat gugatan cerai dalam Bahasa Indonesia
  2. 2x konsultasi telepon @15 menit
  • Konsultan hukum akan membantu untuk memeriksa dan meneliti kembali seluruh dokumen yang terkait dengan perkara Anda

Layanan Konsultasi Chat Justika Seputar Hak Asuh Anak

Justika juga menyediakan layanan dalam bentuk chat yang bisa Anda gunakan untuk berkonsultasi seputar masalah hak asuh anak dalam perceraian. Anda bisa mengujungi laman ini dan tanyakan masalah yang sedang dihadapi pada kolom chat. Selanjutnya bisa melakukan pembayaran sesuai dengan instruksi. Sistem nantinya akan membantu mencarikan konsultan hukum yang sesuai dengan permasalahan Anda.

Layanan Konsultasi Via Telepon

Jika layanan chat kurang mengakomodasi kebutuhan Anda, Justika menyediakan layanan konsultasi via telepon yang bisa Anda manfaatkan. Dengan layanan ini, Anda bisa mengobrol dengan Mitra Konsultan Hukum lebih mudah dan efektif melalui telepon selama 30 atau 60 menit (sesuai pilihan Anda), untuk berdiskusi lebih detail mengenai permasalahan hukum yang dialami.

Layanan Konsultasi Via Tatap Muka

Selain telepon dan chat, Anda juga dapat berdiskusi dan berkonsultasi secara langsung dengan para Mitra Advokat Justika secara lebih leluasa lewat layanan Konsultasi Tatap Muka. Lama diskusi sekitar 2 jam (dapat lebih apabila Mitra Advokat bersedia). Selama pertemuan, Anda dapat bercerita, mengajukan pertanyaan secara lebih bebas dan mendalam, termasuk menunjukan dokumen-dokumen yang relevan.


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.




biaya-pengacara-hak-asuh-anak

Biaya Sewa Pengacara Hak Asuh Anak

Jika sudah terjadi perceraian tentu Anda bersama pasangan tidak akan bisa lagi hidup dengan akur dan bagaimana nasib anak Anda? Jadi, setiap kasus perceraian terutama bagi pasangan-pasangan yang telah memiliki anak tentu nantinya pada saat sidang berlangsung akan ada perebutan hak asuh anak. Untuk mengenai hal ini, pemerintah Indonesia tentu memiliki aturan jelas yang nantinya dapat digunakan sebagai salah satu landasan dalam mendapatkan hak asuh anak.

Oleh karena itu, dalam menyelesaikan masalah seperti ini tentu Anda membutuhkan seorang pengacara dan berapa biaya pengacara hak asuh anak? Mengenai hal ini bisa Anda lihat secara jelas seperti dibawah ini.

Hak Asuh Anak yang Diberikan Kepada Ibu

Hakim pengadilan Agama memang cenderung akan memberikan hak asuh anak kepada ibu dan ini bisanya akan berlaku bagi anak-anak yang masih di bawah umur atau tepatnya di bawah 12 tahun. Hal ini tentu saja sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang mana terdapat dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam) pada pasal 105 yang berbunyi :

  1. Pemeliharaan anak yang belum berumur 12 tahun akan menjadi hak ibunya.
  2. Pemeliharaan anak yang nantinya sudah diatas 12 tahun akan diberikan atau diserahkan kepada sang anak untuk bisa memilih, apakah sang anak memilih ibunya atau ayahnya sebagai pemegang hak asuh pemeliharaan.

Syarat Hak Asuh Anak yang Jatuh Kepada Ayah

Terlepas dari itu semua, pemberian hak asuh anak kepada ayah tentu bukan suatu hal yang aneh pula dalam perceraian. Hakim nantinya juga bisa mengambil keputusan untuk jatuh hak asuhnya kepada sang ayah, yang mana berdasarkan pertimbangan kemaslahatan anak dengan beberapa hal yang dipengaruhi, seperti :

  • Persetujuan bersama antara ayah dan ibu.
  • Keterangan saksi yang memberatkan pihak ibu terutama dalam memperoleh hak asuh anak.
  • Ibu tidak bertanggung jawab.
  • Kedekatan sang anak dengan ayah
  • Faktor ekonomi
  • Lingkungan dan budaya

Langkah atau Prosedur Pengajuan Hak Asuh Anak Ketika Bercerai

Penting untuk Anda ketahui keputusan dalam mendapatkan hak asuh anak tentu bukan suatu hal yang mudah, terlebih lagi bagi pasangan yang sama-sama ingin memperebutkan hak asuh anak. Untuk hal ini, tentu saja Anda harus mengikuti langkah atau prosedur untuk pengajuan hak asuh anak pada saat bercerai. 

Jika Anda merasa tidak ingin kerepotan untuk mengurus kasus perceraian dan hak asuh anak maka Anda dapat menyewa pengacara perceraian. Jadi, beberapa langkah atau prosedur yang harus Anda lakukan yaitu seperti :

  • Pembuatan surat gugatan hak asuh anak tertulis ke pengadilan setempat.
  • Pengajuan gugatan tentang hak asuh anak nantinya akan ditujukan ke pengadilan, yang mana berada di wilayah kediaman tergugat. 
  • Pemberian nomor registrasi yang dilakukan oleh panitera.
  • Pemanggilan pihak penggugat dan juga tergugat untuk bisa menghadiri sidang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Biaya Sewa Pengacara Perceraian

Tingginya angka perceraian di Indonesia tentu membuat jasa pengacara menjadi laris manis. Namun, jika berbicara mengenai tarif pengacara perceraian dan biaya pengacara hak asuh anak tentu terbilang variasi, karena untuk kota-kota besar bisa berkisar mulai dari Rp. 25 juta hingga Rp. 100 juta. Sedangkan untuk daerah-daerah kecil bisa sekitar Rp. 15 juta hingga Rp. 50 juta.Terlepas dari itu semua, tentu biaya jasa pengacara perceraian ini tergantung dari tingkat kerumitan kasus yang mereka tangani ke pengadilan. Namun, sebagai informasi mengenai biaya pengacara hak asuh anak tentu hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan buat Anda dalam menyewa pengacara.

Baca Juga: Berapa Sih Biaya Pengacara Hak Asuh Anak?


Seluruh informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah ini.